Sabtu, 03 Januari 2009

Loyalitas Pegawai Pelayanan Kuliah

Pagi itu terjadi sedikit keributan di ruang 1A. Dosen yang sedang memberikan kuliah mengeluh kepada mahasiswanya mengapa ketika dirinya mengajar selalu saja spidol yang dipakainya kehabisan tinta. Tak lama kemudian ketua kelas pergi ke kantor pelayanan kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengambil spidol yang dibutuhkan oleh dosen kelasnya. Itulah sekelumit tugas yang dijalani oleh Kamiran.(36), petugas pelayanan kuliah di FISIPOL UGM. Selain menyiapkan spidol, pria berputra satu ini juga menyalakan air conditioner (AC) setiap ruang kelas, menyalakan komputer, lampu, Liquid Crystal Display (LCD), memberikan air minum dalam kemasan kepada setiap dosen yang mengajar, dan mencatat serta mengumumkan perubahan jadwal kuliah yang dilakukan oleh dosen. Tugas-tugas demikian menuntut pria yang berdomisili di Piyungan ini untuk hadir pukul 06.30 pagi sampai pukul 17.00 sore bahkan terkadang sampai pukul 18.00 sore jika kegiatan perkuliahan ada yang belum berakhir.
Kesetiaan dan loyalitasnya kepada FISIPOL tidak membuat Kamiran tinggi hati. Pria yang bertempat tinggal di Piyungan ini tetap rendah hati dan selalu menolong siapa saja dengan ramah ketika tenaganya dibutuhkan. Ketika ada salah satu peralatan penunjang kegiatan perkuliahan yang rusak, pria yang sudah bekerja selama 15 tahun ini akan mengganti peralatan yang rusak dengan peralatan yang berfungsi dengan baik meskipun Kamiran harus membawanya dari ruang lain. Bahkan tatkala AC dalam ruang kelas tidak cukup membantu mengusir gerah, ia kerap menerima keluhan dari mahasiswa yang merasa membayar mahal namun tidak mendapatkan pelayanan yang seimbang. “AC terutama di ruang 3 dan ruang 4 gak bisa dihidupin semua karena kalau dihidupkan semua AC justru mati soalnya kabelnya gak muat menyalurkan daya listriknya. Untuk ganti instalasi kabelnya dibutuhkan dana 2 milyar,” ungkapnya serius. Besarnya dana yang dibutuhkan untuk membuat ruang kelas nyaman untuk melakukan aktivitas belajar mengajar membuat pria asli Yogya ini terpaksa hanya menyalakan 2 pendingin ruangan dari 4 pendingin ruangan yang tersedia dalam ruang 3 dan ruang 4 supaya listrik tidak mati dan justru membuat aktivitas perkuliahan di seluruh Fisipol terganggu. Faktor teknis seperti inilah yang membuat beban tugasnya bertambah bahkan tak jarang pria paruh baya ini harus rela bekerja sampai larut malam untuk menyiapkan peralatan agar kegiatan perkuliahan esok hari dapat berjalan dengan lancar.
Tugas dan kewajibannya sebagai petugas pelayanan kuliah sering menyita waktu Kamiran untuk dapat berkumpul dengan keluarga dan melakoni perannya sebagai bapak bagi putranya yang baru berusia 5 tahun. “Gak ada waktu buat keluarga, kalau pagi setelah bangun langsung sholat terus siap-siap buat pergi ke kantor. Paling hanya hari Minggu tok ada waktu sama anak soalnya kadang-kadang hari Sabtu ada dosen yang ngasih kuliah tambahan jadi harus siap di kantor,” tutur Kamiran. Kesibukannya akan semakin bertambah manakala minggu tenang mendekati Ujian Akhir Semester (UAS) karena para dosen biasanya mengadakan kuliah tambahan sebagai pengganti kuliah yang dahulu pernah kosong karena ketiadaan dosen.
Beban pekerjaan yang dilakoni Kamiran menjadi ringan karena kehadiran dan kekompakan rekan-rekan kerjanya yang bahu membahu menyelesaikan tugasnya sehingga tugas yang berat karena dipikul bersama-sama menjadi ringan. Teman-temannya bahkan dianggap seperti keluarga sendiri karena merasa senasib sepenanggungan. Suka duka sebagai petugas pelayanan kuliah menjadi bagian dalam hidup pria yang mulai bekerja di Fisipol pada tahun 1993. Ucapan terima kasih dari dosen dan mahasiswa yang terbantu dengan peranannya smenjadi pelipur lara tersendiri di tengah keterbatasan waktu yang dimilikinya untuk dapat meluangkan waktu berkumpul dan beraktivitas bersama dengan keluarga apalagi untuk membahagiakan putranya yang masih kecil. Bahkan tak jarang ketika Hari Raya Idul Fitri, pria yang berbadan tinggi ini mendapatkan bingkisan dari dosen atau mahasiswa yang peduli dan mau berbagi kebahagiaan dengannya. Relasi yang terbangun antara dosen dan mahasiswa dengan dirinya membuat ia merasa yakin dan bangga dengan pilihan pekerjaan yang ditekuninya dan memberikan penghidupan bagi keluarganya.
Dedikasi, pengorbanan, dan kerendahan hati Kamiran layak mendapatkan apresiasi dari segenap civitas akademika Fisipol. Pria berkulit sawo matang ini sehari-hari luput dari perhatian banyak dosen dan mahasiswa Fisipol ini karena selalu mengerjakan tugasnya sebelum kuliah dimulai dan setelah kegiatan perkuliahan di seluruh FISIPOL berakhir. Kehadiran dan peranannya yang begitu besar membuat kegiatan perkuliahan dapat terlaksana dengan baik. Peran petugas pelayanan kuliah seharusnya tidak mudah untuk dilupakan begitu saja karena merupakan salah satu bagian penting selain tentu saja kehadiran dosen dan mahasiswa, serta kesiapan alat-alat penunjang kuliah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar